Sabtu, 15 Desember 2012

Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan-IPS kelas 9


Faktor-Faktor Penyebab Terjadinya Konflik antara Indonesia dan Belanda
Ketentuan Civil Affairs Agreement antara Belanda dan Sekutu,akan dilakukan operasi militer dan law and order(keamanan dan ketertiban) yang dipimpin Sekutu.Tetapi terdapat perubahan atas ketentuan Persetujuan Postdam sehingga Inggris yang bertanggungjawab atas pendudukan Sumatra dan seluruh Indonesia.
Belanda tidak mengakui proklamasi kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945 karena Belanda masih berhak untuk terus menjajah Indonesia.Hal itu membuat Belanda membonceng Sekutu untuk berusaha mempertahankan wilayah jajahannya itu.Hingga akhirnya banyak perlawanan rakyat di seluruh daerah untuk melawan Sekutu demi mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
Pertempuran Lima Hari di Semarang

  Pertempuran lima di Semarang di mulai tanggal 14 Oktober 1945. Ketika itu kurang lebih 400 orang veteran Angkatan Laut Jepang yang pernah bertugas di KepulauanSolomon memberontak ketika dipindahkan dari cipiring ke Semarang (jarak Cipiring adalah 30 km di sebelah barat Semarang). Mereka ditugaskan oleh atasanya untuk mengubah pabrik gula Cipiring menjadi pabrik senjata.
  Tawanan-tawanan itu menyerang polisi Indonesia yang mengawal mereka. Semua orang Jepang tersebut melarikan diri dan bergabung dengan Kidobutai di Jatingaleh (batalyon Jepang dibawah pimpinan Mayor Kido). Selanjutnya, mereka bergerak melakukan perlawanan dengan dalih mencari dan menyelamatkan orang-orang Jepang yang di tawan.
  Situasi semakin panas dengan meletusnya desas-desus yang mengelisahkan masyarakat bahwa cadangan air minum di Candi telah diracuni. Pihak Jepang yang disangka melakukan peracunan lebih mempruncing keadaan dengan melucuti delapan polisi Indonesia yang menjaga tempat tersebut, dengan alasan untuk menghindarkan peracunan cadangan air minum itu. Dr. Karyadi, Kepala Laboratorium Pusat Rumah Sakit Rakyat (Purusara)di Semarang menjadi salah satu korban pada awal pertempuran tersebut.
  Pertempuran mulai meletus dini hari tanggal 15 Oktober 1945. Kurang lebih 2000 Pasukan Kidobutai dibantu oleh batalyon lain yang kebetulan sedang singgah di Semarang. Mereka bersenjata lengkap dihadapi oleh TKR dan pemuda-pemuda. Pertempuran yang paling banyak meminta korban terjadi di Simpang Lima (Tugu Muda). Pertempuran tersebut berlangsung selama lima hari dan baru berhenti setelah pimpinan TKR berunding dengan pimpinan pasukan Jepang. Akhirnya, usaha perdamaian tersebut lebih cepat tercapai setelah pasukan Jepang. Akhirnya, usaha perdamaian tersebut lebih cepat tercapai setelah pasukan Sekutu (Inggris) mendarat di Semarang pada tanggal 20 Oktober 1945

Pertempuran Ambarawa
  Pada 20 Oktober 1945, Sekutu mendarat di Semarang di bawah pimpinan Brigadir Jenderal Bathel. Tanpa sepengetahuan pihak Indonesia, tentara Sekutu mengikutkan tentara NICA. Mereka membebaskan tawanan perang Belanda di Magelang dan Ambarawa. Dan akhirnya dapat diketahui oleh pihak Indonesia dan menimbulkan insidien yang menjadi sebuah pertempuran terbuka. Perundingan antara presiden Soekarno dan Brigadir Jendral Bethel, tentara sekutu diam-diam meninggalkan Magelang dan mundur ke Ambarawa pada 21 November 1945.
   Resimen Kedu Tengah di bawah pimpinan Letkol M.Sarbini melakukan pengjaran terhadap tentara Sekutu. Gerak mundur tentara Sekutu tertahan karena dihadang pasukan Angkatan Muda pimpinan Sastrodiharjo yang diperkuat pasukan Ambarawa, Suruh, dan Solo. Di ngipik tentara Sekutu dihadang Suryosumpeno
   Pada saat pengunduran diri, tentara Seutu mencoba menduduki dua desa disekitar Ambarawa. Dalam usaha tersebut gugurlah Komandan Resimenn Banyumas Letkol Isdimen, Panglima Divisi Banyumas Kolonel Sudirman teerjun langsung memimpin pertempuran.
   Pada 12 Desember 1945, TKR dan lascar-laskar perjuangan secara serentak menyerang Ambarawa dari berbagai arah. Akhirnya, pada 15 Deember 1945, tentara Sekutu mengundurkan diri  menuju Semarang.

PERTEMPURAN SURABAYA
       Pertempuran surabaya yang dimulai sejak Brigade 49/Divisi india ke-23 tentara sekutu dipimpin dibawah komandan Brigadir Jendral A.W.S Mallaby yang mendarat di Surabaya pada 25 Oktober 1945 yang bertugas untuk melucuti dan menyelamatkan para interier Sekutu di Indonesia.
       Pada  27 Oktober sekutu menyerbu penjara Kaliosok untuk membebaskan Kolonel Huiyer dan para pegawai Relife of Allied Prisoners of War and Internees (RAPWI).
       Pada 27 Oktober jam 2 siang terjadi kontak senjata antara sekutu dan pemuda Surabaya.Keesokan harinya,28 Oktober 1945,rakyat Surabaya menyerang hampir seluruh pos sekutu.Pada tanggal 29 Oktober 1945,  para pemuda merebut objek-objek penting di Surabaya yang menyebabkan tentara Sekutu menjadi kewalahan dan kemudian meminta bantyan papra pemimpin di jakarta untuk menghentikan pertempuran.
       Pada 31 Oktober,Presiden Soekarno beserta wakil presiden Drs.Mohammad Hatta dan menteri penerangan Amir Syarifudin datang ke Surabaya untuk berunding dengan Mallaby.Perundingan itu menghasilkan keputusan untuk menghentikan pertempuran dan terbentuknya anggota-anggota panitia penghubung (Contact Comite) dari kedua pihak.
       Meskipun sudah terjadi genjatan senjata masih ada juga kontak senjata di beberapa tempat.Namun ketika panitia penghubung mengunjungi Gedung Bank Internasional di Jembatan Merah dimana gedung tersebut masih diduki Sekutu ,para pemuda pun memenuntut agar Mallaby menyerah namun Mallaby menolak sehingga terjadi kontak senjata dan berakhir dengan terbunuhnya Mallaby.
       Insiden terbunuhnya Mallaby membuat tentara Sekutu mengirimkan pasukan yang lebih besar dibawah pimpinanMayor Jenderal R.C. Mansergh.Pada 9 November 1945 Sekutumengeluarkan ultimatum namun tidak dihiraukan sehingga pertempuran baru yang lebih besar meletus pada 10 November 1945.
       Dalam pertempuran tersebut Sekutu mengerahkankurang lebih 15.000 orang yang dipersenjatai  oleh meriam-meriam kapal dan pesawat mosquite dan thunderbolt.Sebaliknya rakyat Surabaya hanya mnggunakan senjata sederhana seperti golok,bambu runcing,panah dan lain-lain.
       Pertempuran tidak seimbang tersebut berakhir sampai awal Desember 1945 telah menelan ribuan korban.Untuk menghormati  jasa tersebut maka pemerintah menetpkan 10 November sebagai Hari Pahlawan.

PERTEMPURAN MEDAN AREA
       Pada 9 Oktober 1945,Sekutu mendarat di bawah pimpinan Brigadir Jenderal T.E.D. Kelly mendarat di Medan,mereka diboncengi oleh Belnda dan NICA yang bertujuan untuk mengambil alih pemerintahan.
       Pada 13 Oktober 1945,terjadi pertempuran antara pemuda dan Belanda.Karena sering terjadi insiden,pada 18 Oktober 1945,Sekutu mengeluarkan ultimatum yang melarang rakyat membawa senjata dan semua senjata harus diserahkan sekutu.
       Pada 1 Desember 1945 Sekutu menuliskan Fixed Boundaries Medan Areas  untuk menunjukan daerah kekuasaan mereka.
       Pada 10 Desember 1945,Sekutu melancarkan aksi pembersihan besar-besaran.Para pejuang membalas aksi tersebut sehingga menimbulkan korban dari kedua pihak.

  Peristiwa Merah Putih di Manado
 Tentara Sekutu yang berasal dari Australia mendarat di Manado, Sulawesi Utara pada September 1945 . Pasukan tersebut ternyata di ikuti NICA . Mereka kemudian membebaskan dan mempersenjatai bekas pasuka KNIL Belanda yang sebelumnya telah ditawan Jepang. Pasukan KNIL Belanda ini dikenal sebagai pasukan yang berasal dari Tangsi Putih.
Pada Desember 1945, tentara Sekutu menyerahkan kekuasan di Manado kepada NICA.Selanjutnya,pasukan NICA mulai melakukan penangkapan-penangkapan terhadap tokoh RI.Penangkapan tersebut mengundang reaksi dari para pendukung RI, terutama para pemuda dan  mantan anggota KNIL yang berasal dari Indonesia. Mereka membentuk Pasukan Pemuda Indonesia (PPI) untuk melawan NICA.
PPI mengadakan pertemuan rahasia sejak pertengahan Januari 1946. Namun, suatu saat kegiatan ini diketahui NICA. Beberapa pemimpin PPI pun ditangkap. Pada 14 Februari 1946, 8 orang anggota PPI menyerbu kedudukan NICA di Tangsi Putih Teling. Mereka mampu membebaskan para tokoh pejuang RI yang ditawan dan menawan komandan NICA serta pasukannya ditempat itu. Beberapa PPI kemudian mengambil bendera Belanda yang di simpan di pos penjagaan merobek warna birunya, dan mengibarkannya sebagai bendera Merah Putih.
Setelah Sulawesi Utara dapat direbut dari NICA, para penduduk RI membentuk pemerintah sipilpada 16 Februari 1946. Selain itu, PPI membentuk TRI yang dipimpin oleh Ch. Taulu, Wuisan, dan J. Seger. Berita mengenai penegakan kedaulatan Indonesia di Manado segera dikirimkan ke pemerintah pusat di Yogyakarta.

  Peristiwa Merah Putih di Biak
Peristiwa di Biak terjadi pada 14 Maret 1948. Sasaran penyerangannya adalah tangsi NICA yang terletak di Sorido. Namun,karena persenjataan yang dimiiki NICA lebih kuat, perlawana itu gagal. Dua orang pemimpin pernyerang tersebut ditangkap.

Bandung Lautan Api
   Pada 17 Oktober 1945, tentara Sekutu memasuki kota Bandung. Sekutu menuntut supaya senjata-senjata Para Pejuang diserahkan kepada Sekutu. Para Pejuang menolak tuntutan tersebut.
   Pada 21 November 1945, Sekutu mengeluarkan ultimatum pertama agar kota Bandung bagian utara selambat-lambatnya pada 29 November 1945 dikosongkan oleh pihak Indonesia. Batas pembagian kota tersebut adalah jalan kereta api yang membentang dari timur ke barat. Ultimatum tersebut tidak diindahkan oleh Para Pejuang sehingga sejak saat itu sering terjadi pertempuran dengan tentara Sekutu.
   Sekutu mengeluarkan Ultimatum kedua pada 23 Maret 1946 agar Para Pejuang mundur sejauh 11 km ari batas rel kereta api. Pemerintah RI di Jakarta memerintahkan agar Para Pejuang mematuhi ultimatum tersebut dan harus mengosongkan kota Bandung.

Puputan Margarana
Pada 2 dan 3 Maret 1946, Belanda mendaratkan sekitar 2000-an tentara disertai tokoh-tokoh yang bersedia bekerja sama dengan Belanda di Bali. Saat itu, Belanda sedang mengusahakan berdirinya sebuah negara boneka yang diberi nama Negara Indonesia Timur. Belanda kemudian membujuk I Gusti Ngurah Rai untuk bergabung. Namun, bujukan tersebut ditolak.
Pada 18 November 1946, I Gusti Ngurah Rai menyerang kedudukan Belanda di daerah Tabanan. Satu detasemen polisi berhasil dilumpuhkan.
Untuk menghadapi pasukan Ngurah Rai, Belanda mengerahkan seluruh pasukan yang ada di Bali dan Lombok. Ngurah Rai dapat dikalahkan dalam pertempuran Puputan di Margarana, sebelah utara Tabanan. I Gusti Ngurah Rai beserta seluruh pasukannya gugur.

Perundingan Linggajati
  Dalam situasi yang masih panas, perundingan pun dilanjutkan. Indonesia membentuk delegasi khusus yang dipimpin Perdana Menteri Sutan Syahrir. Pihak pemerintah Belanda diwakili suatu Komisi Jendral yang dipimpin oleh Prof. Schermerhorn. Adapun diplomat Inggris Lord Killearn bertindak sebagai pengawas.
Perundingan yang dilangsungkan di Linggajati, pada 10 sampai 15 November 1946 menghasilkan keputusan sebagai berikut.
1. Belanda mengakui secara de facto Republik Indonesia dengan wilayahkekuasaan yang meliputi Sumatra, Jawa, dan Madura. Belanda sudah harus meninggalkan daerah de facto paling lambat 1 Januari 1949.
2.  Republik Indonesia dan Belanda akan bekerja sama dalam membentuk Republik Indonesia serikat (RIS), salah satu bagiannya adalah Republik Indonesia.
3. RIS dan Belanda akan membentuk Uni Indonesia-Belanda yang diketuai oleh Ratu Belanda.
Perundingan Linggajati menimbulkan Pro dan Kontra dikalangan RI. Hasil perundingan ini terutama berpengaruh terhadap keutuhan wilayah Negara Kesatuan RI yang telah dicanangkan sejak Proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945. Sementara itu, dalam waktu yang sama , pihak Belanda telah mensponsori pembentukan negara-negara boneka diwilayah-wilayah RI , seperti Negara Pasundan, Negara Indonesia Timur, Negara Sumatra Timur, dan Negara Jawa Timur . 

  1.  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar